Sabtu, 23 Mei 2009

Tokoh2 Kebangkitan Nasional

1. Dr. Sutomo

Kenapa gw menaruh nama beliau pada peringkat pertama? Bukan lain lagi alasannya, karena beliaulah pendiri Budi Utomo yang manakala hari didirikannya diperingatkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei 1908, beliau bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman, yakni pergerakan nasional. Dari organisasi inilah mulai bermunculan organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya. Budi Utomo merangsang rakyat Indonesia agar lepas dari kehidupan terjajah dan menuju kemerdekaan. Setelah mengetahui kekalahan Rusia ditangan Jepang dan penderitaan yang semakin meradang, akhirnya pergerakan nasional pun berkobar di Indonesia. Dr. Sutomo sendiri tidak menetapkan tarif kepada setiap pasiennya, terkadang pasien tersebut mendapatkan pengobatan tanpa biaya. Sulit sekali mencari dokter yang seperti ini di dunia sekarang. Materi menjadi segalanya, bak Tuhan yang disembah. Bahkan terkadang lebih diagungkan daripada Tuhan. Astagfirullah….

2. Ki Hajar Dewantara

Siapa yang tidak kenal tokoh satu ini? Tokoh yang merupakan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia pada saat zaman penjajahan. Tokoh yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk mengecap indahnya bangku pendidikan. Selain itu beliau juga turut serta dalam pendirian Budi Utomo. Hari Kelahirannya, yakni pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan. Kenapa gw menempatkan beliau pada tempat kedua? Karena selain menjadi tokoh pergerakan nasional, beliau juga menjadi tokoh pendidikan Indonesia. Tanpa beliau, bangsa kita tidak akan pernah menikmati indahnya masa-masa sekolah dan mengenyam pendidikan.

3. Ernest François Eugène Douwes Dekker

Tokoh ini masih juga berdarah Indonesia. Namun tidak sepenuhnya. Tetapi keberadaanya bagi Indonesia sangat bermakna. Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912, Nationale Indische Partij merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

4. Dr. Cipto Mangunkusumo

Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan. Bayangkan jika kita seperti beliau? Mungkin kita malah akan mengemis-ngemis kembali meminta jabatan dengan gaji layak tersebut kembali. Tapi beliau tidak, dengan sepenuh hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

5. Soekarno

Sejujurnya bukan tokoh kebangkitan nasional, tapi bagi gw, beliau berjasa besar dalam kebangkitan nasional Indonesia. Kebangkitan nasional bukan saja pada masa berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno berjasa besar bagi bangsa Indonesia. Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan. Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin ia bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupa. Pada saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan Syafrudin Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Walaupun dengan risiko ditangkap oleh Belanda karena kondisi Yogyakarta pada saat itu masih sangat rawan. Inilah semangat perjuangan yang harus dimiliki segenap bangsa.

6. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta

Beliau turut aktif dalam beberapa organisasi pergerakan. Beberapa kali ditangkap oleh Belanda tidak memupuskan semangat perjuangannya. Beberapa organisasi seperti Indische Vereeniging dan Club Pendidikan Nasional Indonesia pernah ia geluti. Perannya sebagai Bapak Proklamator menjadi faktor utama yang membuat dirinya dikenal oleh khalayak ramai. Pada sidang BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia, beliau diangkat menjadi wakil presiden Republik Indonesia dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.

7. Soeharto

Sepertinya banyak yang tidak setuju dengan pendapat gw yang satu ini. Tapi menurut gw, berbagai jasanya berhasil membuat Indonesia mempertahankan kemerdekannya dan maju sehingga bisa dikenal oleh dunia. Serangan Oemoem dan penumpasan PKI tak lepas dari kinerja beliau. Beberapa program yang dilancarkan semasa beliau menjabat sebagai presiden pun mampu mengangkat nama Indonesia di dunia Internasional. Indonesia mengalami kebangkitan pada masa-masa kejayaan tersebut. Kurs Rupiah terhadap mata uang asing pun tak seperti sekarang ini yang terus melambung. Kesejahteraan pun bisa dilihat, walaupun lama kelamaan Indonesia mengalami kemeresotonnya juga. Dan beliau terpaksa mundur dari jabatan presiden yang telah dijabat selama 30 tahun lebih. Namun, jasa beliau bagi Indonesia tak akan boleh dilupakan.

8. Amien Rais

Entah kenapa gw tersihir oleh pesona tokoh nasional yang satu ini. Dalam pandangan gw, beliau pun berjasa besar dalam kebangkitan nasional Indonesia. Tokoh Muhamaddiyah dan Partai Amanat Nasional ini menjadi tokoh reformasi paling dikenang. Beliau mendukung gerakan pemuda Indonesia untuk mencapai reformasi yang diimpikan. Walaupun setelah 10 tahun reformasi pun tidak memperlihatkan peningkatan yang berarti. Komentar-komentar beliau yang lugas, tegas, dan begitu mengena serta bermakna menanamkan rasa perjuangan tinggi dalam diri gw. Semangat perjuangan berkobar di dalam dada. Bisa dibilang kita bisa mengambil makna dibalik setiap kata-katanya.

9. BJ Habibie

Walaupun dirinya hanya menduduki bangku presiden tak lama, tapi ada sesuatu yang membuat beliau menjadi seorang tokoh kebangkitan Nasional. Pemerintahannya diisi dengan demo hampir setiap hari karena kepemimpinannya dianggap meneruskan Orde Baru. Tetapi beliau merupakan jenius teknologi Indonesia. Indonesia tidak memiliki anak bangsa seperti ini lagi seperti Habibie. Akan sulit untuk mencari jenius seperti beliau dalam beberapa waktu ini. Pemikiran cemerlangnya menyumbangkan berbagai macam keuntungan bagi Indonesia. Pada saat tersebut, kita membuktikan bahwa anak Indonesia bisa juga mengalahkan pemikiran-pemikiran orang jenius yang terdapat di dunia ini

Seminar Memperingati Seabad Hari Kebangkitan

Salah satu bentu seminar mek seminar mengenai Kebangkitan nasional Seminar di Palembang.

Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi yang sudah melampaui batas kedaerahan bahkan batas geografis antar bangsa harus disikapi dengan cermat.

Jika tidak, dikhawatirkan akan menimbulkan kegamangan
serta bias dalam cara pandang terhadap suatu persoalan. Eksistensi bangsa
pun menjadi terancam.

Karena itu, jalan terbaik hanyalah dengan kembali kepada karakter dan
budaya bangsa, serta meneladani segi-segi positif yang diwariskan generasi
pendahulu maupun sekarang dengan tetap mengedepankan konteks kekinian agar
tetap eksis.

Demikian intisari dari seminar memperingati seabad Hari Kebangkitan
Nasional bertajuk Menyikapi Pembiasan Nilai-nilai dan Semangat Kebangkitan
Nasional Dalam Era Global Teknologi Informasi di Hotel Duta,Palembang
Jumat (16/4).

“Terpenting, dalam menghadapi era teknologi informasi, kaum muda harus
memiliki kebanggaan akan budaya dan karakter bangsa yang tinggi yakni
Pancasila. Dengan demikian tidak akan terjadi pembiasan dan lunturnya
nilai-nilai serta semangat kebangsaan,” kata pakar komunikasi Sumsel
Ismail Djalili.

Pada sisi lain, Walikota Palembang Eddy Santana Putra, dalam makalahnya
yang disampaikan Asisten I Kota Palembang Farhan Abbas, mengharapkan
generasi muda khususnya di Kota Palembang menyikapi globalisasi teknologi
informasi dengan sikap positif. Apalagi, menurut Eddy, kondisi Palembang
yang saat ini sangat kondusif dan maju pesat memungkinkan generasi muda
untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan kelompoknya.

MEMAKNAI KEMBALI KEBANGKITAN NASIONAL

Puluhan juta manusia yang hidup di wilayah yang nantinya bernama Indonesia telah merasakan penderitaandibawah penjajahan Belanda dalam waktu yang amat lama, ratusan tahun. Wajar kalau mereka ingin mendapat kemerdekaan untuk mengakhirinya. Pada akhir abad ke 19 mulai muncul kesadaran bahwa tanpa persatuan dari seluruh warga di Nusantara itu, tidak mungkin akan diperoleh kemerdekaan dari penjajahan Belanda itu.

Secara historis, Persatuan Indonesia tumbuh dari dalam diri rakyat yang hidup di seluruh wilayah yang kita sebut sebagai Nusantara, atas dasar kehendak sendiri. Pada akhir abad 19, sejumlah pemuda Nusantara yang belajar di Mekkah antara lain KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari menyadari bahwa banyak rekan mereka di seluruh Nusantara punya kehendak yang sama, yaitu bebas dari penjajahan Belanda. Mereka berikrar di depan Multazam untuk bersama-sama memperjuangkan tujuan mulia itu, kalau mereka pulang kembali ke tempat mereka berasal.

Di Jawa, para pemuda membentuk Boedi Utomo, yang hari kelahirannya dijadikan Harkitnas. Sebelumnya, Sarikat Islam juga sudah mencetuskan gagasan kebangsaan. Di Belanda, menurut Prof Sartono, pemuda-pemuda yang tergabung didalam Perhimpunan Indonesia, antara lain Bung Hatta, sudah menggunakan nama Indonesia tidak hanya dalam konsep geografis dan antropologis saja, tetapi dalam konsep politik. Mereka juga sudah menuntut Indonesia merdeka Para pemuda dari berbagai daerah diseluruh Nusantara menghadiri Kongres Pemuda ke II tahun 1928 yang temanya adalah persatuan Indonesia. Mereka berhasil merumuskan dan mencetuskan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang dapat kita anggap sebagai hari kelahiran bangsa Indonesia.

Persatuan Indonesia itu adalah hasil perjuangan semua unsur bangsa tanpa kecuali. Tentu ada yang sumbangsihnya besar dan ada yang kecil, ada yang strategis dan ada yang tidak. Tetapi semua harus kita hargai, tidak boleh ada yang dilupakan. Kita tidak perlu lagi berdebat tentang tanggal mana yang lebih tepat dijadikan hari kebangkitan nasional, pihak mana yang paling besar perannya.

Kita melihat fakta bahwa persatuan bangsa kita sejak kebangkitan nasional pada awal abad 20 meningkat dengan kuat sampai lahirnya Sumpah Pemuda yang akhirnya bermuara pada lahirnya negara Republik Indonesia. Walaupun RI terpaksa berubah menjadi negara bagian dari RIS, dalam waktu singkat kembali menjadi negara RI pada tahun 1950. Bung Karno dan Bung Hatta serta para pemimpin bangsa lainnya berjuang tanpa jemu untuk menanamkan kesadaran berbangsa kedalam diri rakyat Indonesia. Fakta itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat, lebih kuat daripada negara Republik Indonesia. Sampai tahun 1980-an bangsa dan negara Indonesia menjadi panutan bagi banyak bangsa di Asia dan Afrika.

Pemerintahan Orde Baru membuat negara Indonesia lebih kuat dari pada bangsa Indonesia. Maka bangsa Indonesia secara perlahan tetapi pasti, menjadi bangsa yang lemah. Negara yang semula kuat, karena wataknya yang otoritarian akhirnya mengikuti jejak banyak negara otoritarian yang telah bertumbangan akibat tidak bisa menghambat proses demokratisasi. Tahun 1998 negara Indonesia mencapai titik nadir dan belum mampu bangkit kembali. Kini bangsa dan negara Indonesia keduanya lemah.

Kini saat kita memperingati 100 tahun kebangkitan nasional, banyak pihak yang mengumandangkan suara untuk memanfaatkan momentum itu guna mencetuskan kebangkitan nasional kedua. Gagasan itu kurang tepat kalau kita tidak mampu memaknai kebangkitan nasional itu dengan tepat, secara substansial tidak hanya sekedar seremonial.

MEMAKNAI KEMBALI KEBANGKITAN NASIONAL

Puluhan juta manusia yang hidup di wilayah yang nantinya bernama Indonesia telah merasakan penderitaandibawah penjajahan Belanda dalam waktu yang amat lama, ratusan tahun. Wajar kalau mereka ingin mendapat kemerdekaan untuk mengakhirinya. Pada akhir abad ke 19 mulai muncul kesadaran bahwa tanpa persatuan dari seluruh warga di Nusantara itu, tidak mungkin akan diperoleh kemerdekaan dari penjajahan Belanda itu.

Secara historis, Persatuan Indonesia tumbuh dari dalam diri rakyat yang hidup di seluruh wilayah yang kita sebut sebagai Nusantara, atas dasar kehendak sendiri. Pada akhir abad 19, sejumlah pemuda Nusantara yang belajar di Mekkah antara lain KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari menyadari bahwa banyak rekan mereka di seluruh Nusantara punya kehendak yang sama, yaitu bebas dari penjajahan Belanda. Mereka berikrar di depan Multazam untuk bersama-sama memperjuangkan tujuan mulia itu, kalau mereka pulang kembali ke tempat mereka berasal.

Di Jawa, para pemuda membentuk Boedi Utomo, yang hari kelahirannya dijadikan Harkitnas. Sebelumnya, Sarikat Islam juga sudah mencetuskan gagasan kebangsaan. Di Belanda, menurut Prof Sartono, pemuda-pemuda yang tergabung didalam Perhimpunan Indonesia, antara lain Bung Hatta, sudah menggunakan nama Indonesia tidak hanya dalam konsep geografis dan antropologis saja, tetapi dalam konsep politik. Mereka juga sudah menuntut Indonesia merdeka Para pemuda dari berbagai daerah diseluruh Nusantara menghadiri Kongres Pemuda ke II tahun 1928 yang temanya adalah persatuan Indonesia. Mereka berhasil merumuskan dan mencetuskan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang dapat kita anggap sebagai hari kelahiran bangsa Indonesia.

Persatuan Indonesia itu adalah hasil perjuangan semua unsur bangsa tanpa kecuali. Tentu ada yang sumbangsihnya besar dan ada yang kecil, ada yang strategis dan ada yang tidak. Tetapi semua harus kita hargai, tidak boleh ada yang dilupakan. Kita tidak perlu lagi berdebat tentang tanggal mana yang lebih tepat dijadikan hari kebangkitan nasional, pihak mana yang paling besar perannya.

Kita melihat fakta bahwa persatuan bangsa kita sejak kebangkitan nasional pada awal abad 20 meningkat dengan kuat sampai lahirnya Sumpah Pemuda yang akhirnya bermuara pada lahirnya negara Republik Indonesia. Walaupun RI terpaksa berubah menjadi negara bagian dari RIS, dalam waktu singkat kembali menjadi negara RI pada tahun 1950. Bung Karno dan Bung Hatta serta para pemimpin bangsa lainnya berjuang tanpa jemu untuk menanamkan kesadaran berbangsa kedalam diri rakyat Indonesia. Fakta itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat, lebih kuat daripada negara Republik Indonesia. Sampai tahun 1980-an bangsa dan negara Indonesia menjadi panutan bagi banyak bangsa di Asia dan Afrika.

Pemerintahan Orde Baru membuat negara Indonesia lebih kuat dari pada bangsa Indonesia. Maka bangsa Indonesia secara perlahan tetapi pasti, menjadi bangsa yang lemah. Negara yang semula kuat, karena wataknya yang otoritarian akhirnya mengikuti jejak banyak negara otoritarian yang telah bertumbangan akibat tidak bisa menghambat proses demokratisasi. Tahun 1998 negara Indonesia mencapai titik nadir dan belum mampu bangkit kembali. Kini bangsa dan negara Indonesia keduanya lemah.

Kini saat kita memperingati 100 tahun kebangkitan nasional, banyak pihak yang mengumandangkan suara untuk memanfaatkan momentum itu guna mencetuskan kebangkitan nasional kedua. Gagasan itu kurang tepat kalau kita tidak mampu memaknai kebangkitan nasional itu dengan tepat, secara substansial tidak hanya sekedar seremonial.